Senin, 27 April 2020

Bakat atau Kerja Keras ?


Lebih penting mana, bakat atau kerja keras ?

Sebuah keahlian bukan di dapat dari hadiah pemberian tuhan ataupun bakat dari lahir, akan tetapi seperti halnya yang di katakan Cristiano Ronaldo, dia tidak percaya dengan bakat semua di dapat dari kerja keras. Sedikit banyak saya percaya akan hal itu bukan karena hal tersebut di katakan oleh orang terkenal, akan tetapi saya mengalaminya sendiri. Katakanlah saya lulusan dari Madrasah Tsanawiyah dan melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah, akan tetapi dari  semasa Mts saya banyak mendapatkan pengalaman dan pengajaran informal di luar sekolah dan tidak ada kaitanya sama sekali dengan latar belakang pendidikan saya seperti bidang otomotif dan  desain grafis.


                                                                         


            Saya mendapatkan pengalaman dan pengajaran tentang otomotif dari tempat saya biasa nongkrong dan berkumpul bersama teman teman saya yang kebetulan memiliki hobby yang sama yaitu balapan liar ( bukan hal yang patut di contoh ), mulai dari situ saya sedikit banyak tau komponen komponen mesin dan bagaiamana cara kerjanya. Seiring berjalanya waktu saya sudah bias sendiri bongkar dan pasang mesin sendiri dan tidak jarang juga saya memperbaiki sendiri motor saya dan teman saya atu bahkan keluarga yang rusak ( selama rusaknya komponen atau sparepart yang saya tau ). Dari hal tersebut saya juga mendapatkan upah dari ongkos perbaikan itu sendiri bahkan sampai sekarang jika sedang libur kuliah dan saya pulang ke tempat tinggal saya setiap hari saya berkunjung ke bengkel yang kebetulan saya juga sedang mengupgrade mesin motor saya ( buat seru seruan herex an sepulang ngopi ). Tak sampai di situ bidang lain yang saya tekuni adalah desain grafis yang dimana tidak ada sama sekali hubunganya dengan latar belakang pendidikan saya. Saya pertama kali belajar tentang desain grafis pada waktu saya MTs, pada saat itu ada tugas dari guru TIK saya untuk membuat sebuah brosur. Pada saat itu tentu saja saya kebingungan bagaimana cara membuatnya dan akhirnya saya meminta bantuan kepada kaka sepupu saya yang kebetulan dia pada saat itu sedang berkuliah di salah satu universitas di Malang. Dia benyak mengajarkan saya tentang penggunaan Photoshop dan Coreldraw, saya lebih tertarik ntuk memperdalam pengetahuan dan keahlian pada Corel draw yang menurut saya lebih membebaskan kepada creator untuk menuangkan ide nya untuk membuat sebuah karya atau pekerjaan. Saya mencoba coba membuat logo, membuat gambar vector, membuat apa saja yang bisa di kerjakan di aplikasi Coreldraw. Lama kelamaan kemampuan saya semakin meningkat karena saya memang berkehendak untuk bisa dan di iringi dengan usaha, yaitu berlatih. Pada saat saya duduk di bangku Aliyah, saya bekerja paruh waktu di percetakan teman saya dan bekerja sebagai desainer yang pada saat itu sedang marak konsumen yang membuat stiker, sablon dan kaos partai dan caleg yang memang pada tahun 2015 di adakan pemilihan umum serentak. Saya banyak mengerjakan desain untuk partai partai dan caleg yang aju di pemilihan, yang kebetulan menggunakan jasa kami unuk kampanye mereka membuat spanduk kaos dan baliho. Dari pekerjaan itu bisa di katakana hasilnya lumayan ( bisa buat beli bensin, rokok, dan beli sparepart motor biar kenceng ). Dari hal tersebut dpat saya simpulkan bahwa bakat dan kerja keras memang beda akan tetapi hasil tidak akan menghianati usaha yang telah kita lakukan, bukan apa pekerjaan yang kita impikan atau mungkin kita dambakan, akan tetapi bagaimana kita mencari celah mencari kesempatan dari apa yang kita bisa kerjakan dari bidang apa yang kita ahli di dalamnya dan kita memasuki celah itu untuk mengambil kesempatan berwira usaha. Begitu pula kata Bob Sadino “Orang bodoh terus belajar sambil praktek” itu kata kata beliau yang saya pegang karena memang ibarat pisau tumpul di asah lama lama bisa tajam, jadi kerja keras akan lebih berperan daripada bakat, dan pikiran terbuka akan membuat kita menemukan jalan yang lain.

12 komentar: