Lebih penting mana, bakat atau kerja keras ?
Sebuah
keahlian bukan di dapat dari hadiah pemberian tuhan ataupun bakat dari lahir,
akan tetapi seperti halnya yang di katakan Cristiano Ronaldo, dia tidak percaya
dengan bakat semua di dapat dari kerja keras. Sedikit banyak saya percaya akan
hal itu bukan karena hal tersebut di katakan oleh orang terkenal, akan tetapi
saya mengalaminya sendiri. Katakanlah saya lulusan dari Madrasah Tsanawiyah dan
melanjutkan pendidikan ke Madrasah Aliyah, akan tetapi dari semasa Mts saya banyak mendapatkan pengalaman
dan pengajaran informal di luar sekolah dan tidak ada kaitanya sama sekali
dengan latar belakang pendidikan saya seperti bidang otomotif dan desain grafis.
Saya mendapatkan pengalaman dan pengajaran tentang
otomotif dari tempat saya biasa nongkrong dan berkumpul bersama teman teman
saya yang kebetulan memiliki hobby yang sama yaitu balapan liar ( bukan hal
yang patut di contoh ), mulai dari situ saya sedikit banyak tau komponen
komponen mesin dan bagaiamana cara kerjanya. Seiring berjalanya waktu saya
sudah bias sendiri bongkar dan pasang mesin sendiri dan tidak jarang juga saya
memperbaiki sendiri motor saya dan teman saya atu bahkan keluarga yang rusak (
selama rusaknya komponen atau sparepart yang saya tau ). Dari hal tersebut saya
juga mendapatkan upah dari ongkos perbaikan itu sendiri bahkan sampai sekarang
jika sedang libur kuliah dan saya pulang ke tempat tinggal saya setiap hari
saya berkunjung ke bengkel yang kebetulan saya juga sedang mengupgrade mesin
motor saya ( buat seru seruan herex an sepulang ngopi ). Tak sampai di situ
bidang lain yang saya tekuni adalah desain grafis yang dimana tidak ada sama
sekali hubunganya dengan latar belakang pendidikan saya. Saya pertama kali
belajar tentang desain grafis pada waktu saya MTs, pada saat itu ada tugas dari
guru TIK saya untuk membuat sebuah brosur. Pada saat itu tentu saja saya
kebingungan bagaimana cara membuatnya dan akhirnya saya meminta bantuan kepada
kaka sepupu saya yang kebetulan dia pada saat itu sedang berkuliah di salah
satu universitas di Malang. Dia benyak mengajarkan saya tentang penggunaan
Photoshop dan Coreldraw, saya lebih tertarik ntuk memperdalam pengetahuan dan
keahlian pada Corel draw yang menurut saya lebih membebaskan kepada creator
untuk menuangkan ide nya untuk membuat sebuah karya atau pekerjaan. Saya mencoba
coba membuat logo, membuat gambar vector, membuat apa saja yang bisa di
kerjakan di aplikasi Coreldraw. Lama kelamaan kemampuan saya semakin meningkat
karena saya memang berkehendak untuk bisa dan di iringi dengan usaha, yaitu
berlatih. Pada saat saya duduk di bangku Aliyah, saya bekerja paruh waktu di
percetakan teman saya dan bekerja sebagai desainer yang pada saat itu sedang
marak konsumen yang membuat stiker, sablon dan kaos partai dan caleg yang
memang pada tahun 2015 di adakan pemilihan umum serentak. Saya banyak
mengerjakan desain untuk partai partai dan caleg yang aju di pemilihan, yang
kebetulan menggunakan jasa kami unuk kampanye mereka membuat spanduk kaos dan
baliho. Dari pekerjaan itu bisa di katakana hasilnya lumayan ( bisa buat beli
bensin, rokok, dan beli sparepart motor biar kenceng ). Dari hal tersebut dpat
saya simpulkan bahwa bakat dan kerja keras memang beda akan tetapi hasil tidak
akan menghianati usaha yang telah kita lakukan, bukan apa pekerjaan yang kita
impikan atau mungkin kita dambakan, akan tetapi bagaimana kita mencari celah
mencari kesempatan dari apa yang kita bisa kerjakan dari bidang apa yang kita
ahli di dalamnya dan kita memasuki celah itu untuk mengambil kesempatan berwira
usaha. Begitu pula kata Bob Sadino “Orang bodoh terus belajar sambil praktek”
itu kata kata beliau yang saya pegang karena memang ibarat pisau tumpul di asah
lama lama bisa tajam, jadi kerja keras akan lebih berperan daripada bakat, dan
pikiran terbuka akan membuat kita menemukan jalan yang lain.